Tuesday 27 October 2015

Kultur Jaringan dan Tuti Potensi

Tuttidu tidu :v
Eh, ada niver ^^
Hmmm... begitu....
Pffttt kirain apaan, hahaha ^^
Oke, kali ini memen bakal jelasin tentang Kultur jaringan dan Tuti Potensi.

Apa itu kultur jaringan dan tuti potensi ? Pengertian Kultur jaringan dan Tuti potensi ?
Metode Kultur jaringan ? Tahapan Kultur jaringan ? Cara kultur jaringan ?
Kelebihan dan kekurangan Kultur jaringan ??
Hmm... memen bakal jelasin satu persatu oke :p


PENGERTIAN KULTUR JARINGAN dan TUTI POTENSI

Kultur Jaringan adalah, suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.
Tuti Potensi adalah, kemampuan suatu sel untuk dapat memperbanyak diri dalam keseluruhan (total) kemungkinan perkembangan yang dimungkinkan. Tutipotensi dapat diubah dengan mengganti lingkungan hidup/tumbuh sel. Modifikasi osmotik, nutrisi, hormon, atau sumber energi yang dipaparkan pada sel dapat mengubah sifat ini menjadi pluripoten ("banyak potensi"), multipoten ("berbagai potensi"), atau unipoten ("tunggal potensi"). Sel yang pluripoten memiliki kemampuan berubah yang masih banyak, multipoten hanya beberapa, dan unipoten adalah bentuk sel yang telah terspesifikasi.

Metode Kultur Jaringan

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif.

Metode Pelaksanaan Kultur Jaringan
1. Dilihat dari Macam Media Tanam, dapat dilaksanakan dengan dua metode yaitu:

a. Metode Padat (Solid Method)

Metode pada dilakukan dengan tujuan mendapatkan kalus dan kemudian dengan medium diferensiasi yang berguna untuk menumbuhkan akar dan tunas sehingga kalus dapat tumbuh menjadi planlet. Media padat adalah media yang mengandung semua komponen kimia yang dibutuhkan oleh tanaman dan kemudian dipadatkan dengan menambahkan zat pemadat. Zat pemadat tersebut dapat berupa agar-agar batangan, agar-agar bubuk, atau agar-agar kemasan kaleng yang yang memang khusus digunakan untuk media padat untuk kultur jaringan.
Media yang terlalu padat akan mengakibatkan akar sukar tumbuh, sebab akar sulit untuk menembus ke dalam media. Sedangkan media yang terlalu lembek akan menyebabkan kegagalan dalam pekerjaan. Kegagalan dapat berupa tenggelamnya eksplan yang ditanam. Eksplan yang tenggelam tidak akan dapat tumbuh menjadi kalus, karena tempat area kalus yaitu pada irisan (jaringan yang luka) tertutup oleh medium.

Metode padat dapat digunakan untuk metode kloning, untuk menumbuhkan protoplas stelah diisolasikan, untuk menumbuhkan planlet dari protokormus stelah dipindahkan dari suspensi sel, dan untuk menumbuhkan planlet dari prtoplas yang sudah difusikan (digabungkan).

b. Metode Cair(Liquid Metho)

Penggunaan metode cair ini kurang praktis dibandingkan dengan metode padat, karena untuk menumbuhkan kalus langsung dari ekspaln sangat sulit sehingga keberhasilannya sangat kecil dan hana tanaman-tanaman tertentu yang dapat berhasil.
Oleh karena itu, penggunaan media cair lebih ditekankan untuk suspensi sel, yaitu untuk menumbuhkan plb (prtocorm like bodies). Dari protokormus ini nantinya dapat tumbuh menjadi planlet apabila dipindahkan kedalam media padat yang sesuai.

Pembuatan media cair jauh lebih cepat daripada media padat, karena kita tidak perlu memanaskannya untuk melarutkan agar-agar. Media cair juga tidak memerlukan zat pemadat sehingga keadaannya tetap berupa larutan nutrein.

Tahap Kultur Jaringan

1. Pembuatan Media

* Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.
* Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan     diperbanyak.
* Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.
* Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.
* Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
*  Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.
*  Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

2.Inisiasi

* Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.
* Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

3. Sterilisasi

* Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril.
* Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.
* Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

4. Multiplikasi

* Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media.
* Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.
* Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

5. Pengakaran


* Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
* Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur.
* Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

6. Aklimatisasi

* Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng.
* Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.
* Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
* Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
* Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini.
* Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.
* Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia.

Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.

Cara Kultur Jaringan

Untuk mendapatkan varietas baru melalui kultur jaringan dapat dilakukan dengan cara:

1. Isolasi protoplas dari 2 macam varietas yang difusikan. Atau dengan cara isolasi khloroplas suatu jenis tanaman yang dimasukkan kedalam protoplas jenis tanaman yang lain, sehingga terjadi penggabungan sifat-sifat yang baik dari kedua jenis tanaman tersebut hingga terjadi hibrid somatic.

2. Dengan menyuntikkan protoplas dari suatu tanaman ketanaman lain. Contohnya transfer khloroplas dari tanaman tembakau berwarna hijau ke dalam protoplas tanaman tembakau yang albino, hasilnya sangat memuaskan karena tanaman tembakau menjadi hijau pula. Contoh lain adalah keberhasilan mentrasnfer khloroplas dari tanaman jagung ke dalam protoplas tanaman tebu hasilnya memuaskan.

Kekurangan dan Kelebihan Kultur Jaringan

Kekurangan :

1. Kultur jaringan Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam laboratorium dan menggunakan bahan kimia.
2. Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus.
3. Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan eksternal karena tanaman hasil kultur biasanya berukuran kecil dan bersifat aseptik serta sudah terbiasa berada di tempat yang mempunyai kelembapan udara tinggi

Kelebihan : 

1.Kultur jaringan merupakan suatu cara menghasilkan jumlah bibit tanaman yang banyak dalam waktu singkat.
2.Kultur jaringan Tidak memerlukan tempat yang luas.
3. Kultur jaringan Tidak tergantung pada musim sehingga bisa dilaksanakan sepanjang tahun.
4.Bibit yang dihasilkan Kultur jaringan lebih sehat.
5.Kultur jaringan Memungkinkan dilakukannya manipulasi genetik.

So, what now ?
Undestood ? well, sekian aja niver ^^
Thank you ^^
Dont forget JEMPOL ^^

Ayoo,, Jangan Diam Saja
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →

Ditulis Oleh : Unknown

Terimakasih atas kunjungan Anda Karena telah membaca artikel Kultur Jaringan dan Tuti Potensi. Tak Lengkap Rasanya Jika Kunjungan Anda di Blog ini Tanpa Meninggalkan Komentar, untuk Itu Silahkan Berikan Kritik dan saran Pada Kotak Komentar di bawah. Semoga Kultur Jaringan dan Tuti Potensi ini memang bermanfaat bagi anda. Jika ingin Meng-Copy Artikel Kultur Jaringan dan Tuti Potensi Jangan lupa untuk cantumkan Sumber Link website ini ya. Terima Kasih, Happy Blogging :)
Show Comments: OR

1 comments:

  1. Ротері - titanium screws, titanium screws,
    Ротері Ротері 2016 ford fusion energi titanium - titanium screws, titanium screws, titanium bar stock ti89 titanium calculator · наробай. Динсею одии titanium wood stove коссопенов конниметвина. 라이브스코어

    ReplyDelete

Hallo Pengunjung ^^
Komentar anda sangat dibutuhkan, karena akan membuat kami lebih bersemangat untuk membagikan ilmu ^^
Jadi, jangan ragu untuk berkomentar ^^
Emoticon sudah disediakan untuk pengunjung yang bisa memberikan penilaian terhadap postingan ini ^^

Terima kasih ^^