Tuesday 27 October 2015

Macam - macam Organel Sel Hewan beserta Fungsinya

Hoaaamm....
Eh... ehh apa ? Orga... Organel... Sel... sel... Organel Sel hewan ??
Hahaha, oke oke... tenang aja...
Ehh.. niver ^^ sorry ya tadi ada telfon :v
APA !!?? Kalian mendengarnya ?? ( padahal kan ditulis -_- )
Hmmm... jadi niver mau tau Macam dan Fungsi Organe Sel Hewan ?? ^^

Okay !! Check it out ^^
Macam macam Organel Sel Hewan
Nah, Diatas itu macam - macam Organel nya niver ^^
Oke, memen bakal lanjutin dengan Fungsi Organel sel hewan diatas ^^

1. Membran Sel

Membran sel adalah bagian paling luar yang membungkus sel yang tersusun atas lemak (lipid) dan protein (lipoprotein).

Fungsi membran sel :
1. Melindungi sel
2. Mengatur keluar masuknya zat
3. Penerima rangsangan dari luar

2. Sitoplasma 

Sitoplasma adalah cairan sel dan segala sesuatu yang larut di dalamnya, kecuali nukleus (inti sel) dan organel, serta sitoplasma terdiri atas protein material dan air. Sitoplasma bersifat koloid kompleks yakni tidak cair dan tidak padat yang dapat berubah tergantung konsentrasi air, jika konsentrasi air rendah akan menjadi padat lembek disebut gel, sedangkan jika konsentrasi air tinggi akan menjadi encer disebut sol.

Fungsi Sitoplasma :
1. Tempat berlangsungnya metabolisme sel
2. Sumber bahan kimia sel

3. Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma adalah bagian selberbentuk benang-benang yang terdapat di inti sel. Retikulum endoplasma terbagi atas dua yakni retikulum endoplasma halus (REh) dan retikulum endoplasma kasar (REk). Retikulum endoplasma halus (REh) adalah tidak melekat dengan ribosom, sedangkan retikulum endoplasma kasar (REk) adalah melekat pada ribosom.

Fungsi Retikulum Endoplasma :
1. Alat transportasi zat dalam sel sendiri
2. Mensintesis lipid dalam sel (REh)
3. Membantu dalam detoksifikasi se-sel berbahaya pada sel (REh)
4. Sintesa protein (REk)

4. Mitokondria 

Mitokondria adalah organel terbesar yang merupakan mesin dalam sel. Mitokondria berbentuk mirip dengan cerutu yang memiliki dua lapis membran yang lekuk-lekuk dan dinamakan kritas.  Oksigen dan glukosa berkombinasi dalam membentuk energi (ATP) yang diperlukan untuk metabolisme dan aktivitas seluler dalam organel sehingga mitokondria dijuluki sebagai the power house karna menghasilkan energi. Mitokondria dalam bentuk tunggulnya disebut dengan mitokondrion. Mitokondrion adalah organel yang mengubah dari energi kimia ke energi yang lain.

Fungsi Mitokondria :
1. Menghasilkan energi dalam bentuk ATP
2. Respirasi seluler

5. Mikrofilamen 

Mikrofilamen adalah organel sel yang terbentuk dari protein aktin dan miosin. Mikrofilamen memiliki kemiripan dengan mikrotubulus tapi mikrofilamen lebih lembut dan diameternya lebih kecil.

Fungsi Mikrofilamen :
Berperan dalam pergerakan sel, endositosis dan eksositosis

6.  Lisosom

Lisosom adalah organel berupa kantong terikat di membran yang berisi kandungan enzim hidrolitik yang digunakan dalam mengontrol pencernaan intraseluler di keadaan apapun. Lisosom terdapat pada sel eukariotik.

Fungsi Lisosom :
1. Pemasukan makromulekul dari luar menuju ke dalam sel dengan mekanisme endositosis
2. Mencerna materi dengan menggunakan fagositosis
3. Mengontrol pencernaan intraseluler
4. penghancuran organel sel yang telah rusak (autofagi)

7. Peroksisom (Badan Mikro)

Peroksisom adalah kantong kecil yang berisi dengan enzim katalase yang fungsinya menguraikan peroksida (H2O2) yang merupakan sisa dari metabolisme yang sifatnya toksik menjadi air dan oksigen yang membahayakan sel. Peroksisom banyak ditemukan di sel hati dan ginjal.

Fungsi Peroksisom :
1. Menguraikan perokida (H2O2) dari sisa-sisa metabolisme toksik
2. Perubahan lemak menjadi karbohidrat
8. Ribosom 

Ribosom adalah organel sel yang padat dan kecil dengan diameter 20 nm yang terdiri atas 65%RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom (Ribonukleoprotein atau RNP ) . Ribosom bekerja dalam menerjemahkan mRNA untuk membentuk rantai polipeptida (protein) dengan menggunakan asam amino yang dibawah tRNA pada saat proses translasi. Di dalam sel ribosom terikat pada retikulum endoplasma kasar (REk), atau membran inti sel.

Fungsi Ribosom :
Tempat berlangsngunya sintesis protein

9. Sentriol

Sentriol adalah struktur berbentuk tabung yang dapat ditemukan pada sel eukariota. Sentriol juga mengambil peran dalam pembelahan sel dan dalam pembentukan silia dan flagela. Sepasang sentriol yang membentuk struktur gabungan disebut dengan sentrosom.

Fungsi Sentriol :
1. Proses pembelahan sel dalam membentuk benang spindel
2. Berperan membentuk silia dan flagela

10. Mikrotubulus

Mikrotubulus adalah organel sel di dalam sitoplasma yang ditemukan pada sel eukariot dan berbentuk silindris panjang yang berangga dengan diameter dalam kurang lebih 12 nm dan diameter luar 25 nm. Mikrotbulus terdiri atas molekul-molekul berbentuk bulat protein globular yang disebut tubulin, dengan spontan bergabung membentuk silindris panjang berongga pada kondisi tertentu. Mikrotbulus bersifat kaku.

Fungsi Mikrotubulus :
1. Melindungi sel
2. Memberi bentuk sel
3. berperan dalam pembentukan flagela, silia dan sentriol

11. Badan Golgi

Badan golgi atau aparatus golgi atau kompleks golgi adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel. Badan golgi dapat ditemukan di semua sel eukariotik dan terdapat pada fungsi ekskresi, seperti ginjal. Badan golgi berbentuk kantong pipih yang berukuran kecil hingga besar dan terikat oleh membran. Setiap sel hewan memiliki 10-20 badan golgi.
Fungsi Badan Golgi :

1. Membentuk vesikula (kantung) untuk ekskresi
2. Membentuk lisosom
3. Memproses protein
4. Membentuk membran plasma

12. Nukleus

Nukleus adalah inti dari sel yang mengatur dan mengendalikan aktivitas sel baik itu metabolisme hingga ke pembelahan sel. Nukleus ditemukan pada sel eukariotik dan mengandung sebagaian besar materi ginetik yang bentuknya DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama protein-protein. Nukleus terdiri dari bagian-bagian seperti  Membran inti (karioteka), Nukleoplasma (Kariolimfa), Kromatin/kromosom, Nukleolus.

Fungsi Nukleus :
1. Untuk menjaga integritas gen-gen
2. Mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen
3. Menyimpan informasi genetik
4. Tempat terjadinya replikasi
5. Mengendalikan proses metabolisme dalam sel

13. Nukleolus 

Nukleolus adalah daerah yang terdapat di dalam inti sel (nukleus) yang bertanggung jawab dalam pembentukan protein menggunakan RNA (Asam ribonukleat).

Fungsi Nukleolus :
Bertanggung jawab dalam pembentukan protein

14. Nukleoplasma

Nukleoplasma adalah cairan padat yang berada di dalam inti sel (nukleus) mengandung serat kromatin, yang padat membentuk kromosom dan gen yang membawa informasi genetik.

Fungsi Nukleoplasma :
Membentuk kromosom dan gen

15. Membran Inti

Membran inti adalah elemen struktural utama nukleus yang membungkus keseluruhan organel dan memisahkan antara sitoplasma dan daerah inti. Membran inti bersifat tak permeabel dengan sebagian besar molekul yang membuat nukleus membutuhkan pori inti sehingga nukleus dapat melintasi membran.

Fungsi Membran Inti :
1. Pelindung inti sel (Nukleus)
2. Tempat pertukaran zat antara materi inti dan sitoplasma

Yaah... cuman segitu sih yang memen tau :v
Tapi, setidaknya kalian dapat ilmunya ^^
Hehe.. Memen tidur dulu :v
Thank you udah berkunjung ^^
keyword: macam macam organel sel hewan dan fungsinya, macam macam organel sel pada hewan beserta fungsinya, macam macam dan fungsi organel sel hewan, macam macam organel sel hewan beserta fungsinya, macam macam organel sel pada hewan dan fungsinya, organel sel hewan dan fungsinya lengkap, macam macam organel dalam sel hewan beserta fungsinya, jelaskan macam-macam organel dalam sel hewan beserta fungsinya

Kultur Jaringan dan Tuti Potensi

Tuttidu tidu :v
Eh, ada niver ^^
Hmmm... begitu....
Pffttt kirain apaan, hahaha ^^
Oke, kali ini memen bakal jelasin tentang Kultur jaringan dan Tuti Potensi.

Apa itu kultur jaringan dan tuti potensi ? Pengertian Kultur jaringan dan Tuti potensi ?
Metode Kultur jaringan ? Tahapan Kultur jaringan ? Cara kultur jaringan ?
Kelebihan dan kekurangan Kultur jaringan ??
Hmm... memen bakal jelasin satu persatu oke :p


PENGERTIAN KULTUR JARINGAN dan TUTI POTENSI

Kultur Jaringan adalah, suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.
Tuti Potensi adalah, kemampuan suatu sel untuk dapat memperbanyak diri dalam keseluruhan (total) kemungkinan perkembangan yang dimungkinkan. Tutipotensi dapat diubah dengan mengganti lingkungan hidup/tumbuh sel. Modifikasi osmotik, nutrisi, hormon, atau sumber energi yang dipaparkan pada sel dapat mengubah sifat ini menjadi pluripoten ("banyak potensi"), multipoten ("berbagai potensi"), atau unipoten ("tunggal potensi"). Sel yang pluripoten memiliki kemampuan berubah yang masih banyak, multipoten hanya beberapa, dan unipoten adalah bentuk sel yang telah terspesifikasi.

Metode Kultur Jaringan

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif.

Metode Pelaksanaan Kultur Jaringan
1. Dilihat dari Macam Media Tanam, dapat dilaksanakan dengan dua metode yaitu:

a. Metode Padat (Solid Method)

Metode pada dilakukan dengan tujuan mendapatkan kalus dan kemudian dengan medium diferensiasi yang berguna untuk menumbuhkan akar dan tunas sehingga kalus dapat tumbuh menjadi planlet. Media padat adalah media yang mengandung semua komponen kimia yang dibutuhkan oleh tanaman dan kemudian dipadatkan dengan menambahkan zat pemadat. Zat pemadat tersebut dapat berupa agar-agar batangan, agar-agar bubuk, atau agar-agar kemasan kaleng yang yang memang khusus digunakan untuk media padat untuk kultur jaringan.
Media yang terlalu padat akan mengakibatkan akar sukar tumbuh, sebab akar sulit untuk menembus ke dalam media. Sedangkan media yang terlalu lembek akan menyebabkan kegagalan dalam pekerjaan. Kegagalan dapat berupa tenggelamnya eksplan yang ditanam. Eksplan yang tenggelam tidak akan dapat tumbuh menjadi kalus, karena tempat area kalus yaitu pada irisan (jaringan yang luka) tertutup oleh medium.

Metode padat dapat digunakan untuk metode kloning, untuk menumbuhkan protoplas stelah diisolasikan, untuk menumbuhkan planlet dari protokormus stelah dipindahkan dari suspensi sel, dan untuk menumbuhkan planlet dari prtoplas yang sudah difusikan (digabungkan).

b. Metode Cair(Liquid Metho)

Penggunaan metode cair ini kurang praktis dibandingkan dengan metode padat, karena untuk menumbuhkan kalus langsung dari ekspaln sangat sulit sehingga keberhasilannya sangat kecil dan hana tanaman-tanaman tertentu yang dapat berhasil.
Oleh karena itu, penggunaan media cair lebih ditekankan untuk suspensi sel, yaitu untuk menumbuhkan plb (prtocorm like bodies). Dari protokormus ini nantinya dapat tumbuh menjadi planlet apabila dipindahkan kedalam media padat yang sesuai.

Pembuatan media cair jauh lebih cepat daripada media padat, karena kita tidak perlu memanaskannya untuk melarutkan agar-agar. Media cair juga tidak memerlukan zat pemadat sehingga keadaannya tetap berupa larutan nutrein.

Tahap Kultur Jaringan

1. Pembuatan Media

* Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.
* Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan     diperbanyak.
* Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.
* Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.
* Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
*  Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.
*  Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.

2.Inisiasi

* Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.
* Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.

3. Sterilisasi

* Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril.
* Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan.
* Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

4. Multiplikasi

* Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media.
* Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.
* Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

5. Pengakaran


* Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik.
* Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur.
* Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

6. Aklimatisasi

* Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng.
* Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup.
* Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
* Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
* Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini.
* Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.
* Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia.

Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.

Cara Kultur Jaringan

Untuk mendapatkan varietas baru melalui kultur jaringan dapat dilakukan dengan cara:

1. Isolasi protoplas dari 2 macam varietas yang difusikan. Atau dengan cara isolasi khloroplas suatu jenis tanaman yang dimasukkan kedalam protoplas jenis tanaman yang lain, sehingga terjadi penggabungan sifat-sifat yang baik dari kedua jenis tanaman tersebut hingga terjadi hibrid somatic.

2. Dengan menyuntikkan protoplas dari suatu tanaman ketanaman lain. Contohnya transfer khloroplas dari tanaman tembakau berwarna hijau ke dalam protoplas tanaman tembakau yang albino, hasilnya sangat memuaskan karena tanaman tembakau menjadi hijau pula. Contoh lain adalah keberhasilan mentrasnfer khloroplas dari tanaman jagung ke dalam protoplas tanaman tebu hasilnya memuaskan.

Kekurangan dan Kelebihan Kultur Jaringan

Kekurangan :

1. Kultur jaringan Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan di dalam laboratorium dan menggunakan bahan kimia.
2. Kultur jaringan Memerlukan keahlian khusus.
3. Kultur jaringan Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan eksternal karena tanaman hasil kultur biasanya berukuran kecil dan bersifat aseptik serta sudah terbiasa berada di tempat yang mempunyai kelembapan udara tinggi

Kelebihan : 

1.Kultur jaringan merupakan suatu cara menghasilkan jumlah bibit tanaman yang banyak dalam waktu singkat.
2.Kultur jaringan Tidak memerlukan tempat yang luas.
3. Kultur jaringan Tidak tergantung pada musim sehingga bisa dilaksanakan sepanjang tahun.
4.Bibit yang dihasilkan Kultur jaringan lebih sehat.
5.Kultur jaringan Memungkinkan dilakukannya manipulasi genetik.

So, what now ?
Undestood ? well, sekian aja niver ^^
Thank you ^^
Dont forget JEMPOL ^^